Labuhan sendiri berasal dari kata labuh yaitu musim/masa labuh, masa tenggang antara kemarau dan musim penghujan. Cara petani bersyukur akan turunnya hujan dan agar mendapat keberkahan, diwujudkan dengan berbagai tradisi. Salah satunya dengan tradisi labuhan . Tak kecuali, desa tempat saya tinggal pun memiliki tradisi tersebut.
Pelaksanaan upacara Labuhan di desa, biasanya di sawah dengan membawa tumpeng dan aneka makanan dan dimulai dengan kirim doa atau kenduri.
Pada Kamis, 26/01/2023, warga tani desa Babadan Lor khususnya mengadakan tradisi Labuhan. Kegiatan ini dilakukan serentak yang dipusatkan di 3 (tiga) lokasi. Untuk Dusun 1 Kedunggulun dipusatkan di depan rumah Pak Kades tepatnya di RT 003, Dusun 2 dan 3 dipusatkan di Gubug Sawah Wangan (DAM Seringin) dan Dusun 4 Bulakblawong dipusatkan di Gubuk Sawah Bulakblawong. Acara dilaksanakan pada pukul 06.00 pagi.
Warga yang hadir sebagian besar diwakili oleh kaum laki-laki dengan membawa makanan berupa tumpeng nasi dan lauk pauk seadanya. Setelah kirim doa, makanan tersebut dibungkus dengan daun pisang dan dibawa pulang masing-masing warga.


