Babadan Lor – Di tengah semilir angin pagi dan riuh suara perkakas bangunan, tampak wajah haru Mbah Sinem, seorang lansia yang tinggal di RT 007 Dusun Kedungbrajak, Desa Babadan Lor. Rumah reyot yang selama ini menjadi tempat berteduhnya, kini perlahan berubah menjadi hunian yang layak berkat program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang menggugah semangat gotong royong warga.
Program RTLH ini merupakan inisiatif pemerintah desa Babadan Lor yang bertujuan membantu masyarakat yang tinggal di rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan. Namun yang membuat program ini istimewa adalah keterlibatan penuh warga sekitar, khususnya dari RT 007 dan RT 008, yang turun langsung memberikan tenaga, waktu, serta bentuk bantuan lainnya demi terwujudnya rumah layak bagi Mbah Sinem.
Dengan semangat kebersamaan, baik tua maupun muda khususnya warga RT 007 dan RT 008 saling bahu-membahu. Ada yang membawa alat-alat bangunan, ada yang menyediakan makanan dan minuman untuk para pekerja, dan tak sedikit pula yang menyumbangkan tenaga mereka secara sukarela.
Dalam waktu beberapa hari, rumah Mbah Sinem pun mengalami perubahan signifikan. Dari sebelumnya hanya berdinding anyaman bambu dan lantai tanah, kini berdiri rumah sederhana tapi kokoh, lengkap dengan dinding bata ringan dan kasibot, atap yang layak, lantai semen dan ventilasi yang memadai.
Program rehabilitasi RTLH di Desa Babadan Lor tidak hanya menjadi solusi fisik, tapi juga menghidupkan kembali semangat gotong royong yang menjadi ruh utama masyarakat pedesaan. Lebih dari sekadar membangun rumah, warga telah membangun harapan dan menunjukkan bahwa ketika masyarakat bersatu, tidak ada yang tidak mungkin.
Mbah Sinem kini bisa tidur dengan tenang di rumah barunya. Di balik dinding rumah itu, ada kisah tentang cinta, kepedulian, dan kekuatan komunitas yang tidak ternilai harganya.